15 September 2011

Paradigma Antropologi

Dalam bahasa sederhana paradigma adalah cara pandang, pola pikir, cara berpikir. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir. Paradigma mirip dengan kacamata yang Anda pakai. Dengan kacamata hitam, maka semua obyek yang Anda lihat akan berwarna hitam. Dengan kacamata kuda, Anda hanya bisa melihat obyek yang ada di depan Anda.
Anda tidak akan bisa mengamati wanita cantik yang ada di samping Anda, kecuali dengan menggeser pandangan Anda. Paradigma akan memengaruhi cara pandang Anda dalam melihat realitas dan bagaimana cara Anda menyikapinya. Ilmuwan sosial Thomas S Kuhn, orang yang kali pertama menggunakan konsep paradigma, melalui buku Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda mengungkapkan paradigma bukan saja bersifat kognitif tapi juga normatif. Paradigma bukan saja memengaruhi cara berpikir kita tentang realitas, tetapi juga mengatur cara mendekati dan bertindak atas realitas. Dalam sejarah perkembangan antropologi diwarnai oleh divegensi teori yang semakin meningkat, dan pola tesebut nampaknya teus berlangsung. Tiadak ada kesepakatan tentang berapa jumlah paradigma dalam antropologi masa kini. Berikut adalah beberapa contoh paradigma antropologi (Achmad fedyani 2005: 63-66) Evolusionisme klasik paradigma ini beupaya menelusuri perkembangan kebudayaan sejak yang paling awal, asal usul primitf, hingga yang paling mutakhir, bentuk yang paling kompleks. Difusionisme paradigma ini berupaya menjelaskan kesaman-kesaman diantara bebagai kebudayaan. Kesamaan tersebut terjadi karena adanya kontak-kontak kebudayaan. Partikularisme paradigma ini memusatkan perhatian pada pengumpulan data etnogafi dan deskipsi mengenai kebudayaan tertentu. Struktural-Fungsionalisme paradigma ini berasumsi bahwa komponen-komponen system sosial, seperti halnya bagian-bagian tubuh suatu organism, befungsi memelihara integritas dan stabilitas keseluruhan sisitem Antropologi Pisikologi mengekspresikan dirinya kedalam tiga hal besar : hubungan antara kebudayaan manusia dan hakikat manusia, hubungan antara kebudayaan dan individu, dan hubungan antara kebudayaan dan kepribadian khas masyarakat. Strukturalisme adalah strtegi penelitian untuk mengungkapkan struktur pikiran manusia-yakni, struktur dari poses pikiran manusia-yang oleh kaum strukturalis dipandang sama secara lintas budaya. Materalisme Dialektik paradigma ini berupaya menjelaskan alas an-alasan terjadinya perubahan dan perkembangan system sosial budaya. Cultural Materialisme paradigma ini berupaya menjelaskan sebab-sebab kesamaan dan pebedaan sosial budaya. Etnosains paadigma ini juga disebut “etnografi bau”. Perspektif teoritis mendasar dari paradigma tersebut yerkandung dalam konsep analisis kompensional, yang mengemukakan komponen kategori-kategori kebudayaan dapat dianalisis dalam konteksnya sendiriuntuk melihat bagaimana kebudayaan menstrukturkan lapangan kognisis. Antropologi Simbolik paradigma ini dibangun atas dasar bahwa manusia adalah hewan pencai makna, dan berupaya mengungkapkan cara-cara simbolik dimana manusia secara individual, dan kelompok-kelompok kebudayan dari manusia, memberikan makna kepada kehidupannya. Sosiobilogi paradigma ini berusaha menerapkan prinsip-prinsip evolosi biologi terhadap fenomena sosial dan menggunakan pendekatan dan program genetika untuk meneliti banyak prilaku kebudayaan. Dalam paradigma Antropologi, dikenal pendekatan hermeneutik untuk menganalisis suatu data, peneliti menempatkan objek penelitian sebagai “teks” yang harus dibaca lalu ditafsirkan. Menafsirkan berarti kita menerangkan (to clarify), memahami, memaknai objek yang diteliti. Tafsir disini merupakan interpretasi yang diberikan oleh penelti dimana dia tidak hanya sekedar menerangkan, tetapi jauh menembus ke dalam ia mengupas dan menguraikan makna yang tersirat di balik sebuah “teks” tadi. Makna yang ditafsirkan harus sesuai dengan data yang terkumpul, sehingga mampu menghasilkan pemaknaan yang logis dan masuk akal. Penelitian Antropologi cenderung mengembangkan metode penelitian yang bersifat penelitian intensif dan mendalam. Ia hanya mengkhususkan kepada suatu unsur tertentu saja dari objek yang diteliti, dalam hal ini adalah masyarakat.
Sumber: http://mastarmudi.blogspot.com/2011/03/paradigma-antropologi.html
Selanjutnya ...